Seuntai kata lelah dalam gemuruh angin
sepijak langkah ku alunkan rasa
teriring doa dan harap yang selalu temani jiwa ini
yang kosong tak berpenghuni
saat teriak sang waktu tak mungkin lagi aku dengar dan resapi
tawa bahagia tak lagi terlihat dan terasa jauh dipandangan
seketika nafas sejenak terhenti
tak ada sedikitpun celah yang dapat kusandari
aku hanya mampu membisu
melihat, merasa dan berharap itu tak lebih sakit dari kehilangan
kali ini kau menang
menyayat kembali hati ini yang telah cacat
menikam ulang cerita yang berakhir duka
kini aku hanya sebuah impian yang tak tau kapan terwujud
yang selalu memendam rasa kecewa tak berujung
dalam tepisan waktu yang tak pernah merapat
kehadiranmu kini
takan membuat keluh kesah setiap kehidupan ini berakhir
takan membuat setiap air mata menjadi tawa
dan takan pernah membuat nadi ini hidup kembali
ketika luka telah mencabik semua perhatian dan perasaan
sosokmu itu takan pernah ada lagi di kehidupanku yang baru
jangan kau buat aku termenung dalam ramainya kenangan
yang tanpa kau sadari akan cukup menambah pilu rasa ini
serentak butiran rasa itu terjatuh
sementara tulisan tak mampu membendung air mata ini
saat itulah tangis mencoba menjawabnya dengan perlahan
mungkin
engkau, aku atau bahkan mereka
bukan satu alasan nirwana akan terang dikemudian hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar