BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
masalah
Sebelum
Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu terjadi demo
besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara Kesatuan. Maka melalui perjanjian
antara tiga negara bagian, Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur,
dan Negara Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan Negara Kesatuan
pada tanggal 17 Agustus 1950.
Sejak 17
Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan menggunakan Undang-Undang
Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 yang menganut sistem kabinet parlementer
di Indonesia. Kemudian munculah pergantian Perdana Menteri selama 7 kali dan
hal tersebut sangat mempengaruhi perpolitikan di Indonesia.
Setelah Indonesia Merdeka, ketimpangan ekonomi tidak
separah ketika zaman penjajahan namun tetap saja ada terjadi ketimpangan
ekonomi, kemiskinan, dan ketidakadilan. Pada masa orde baru juga terdapat
beberapa perubahan dalam berbagai bidang seperti politik dan sosial budaya yang
terjadi di masyarakat indonesia. Maka ,dari permasalahan yang ada inilah akan
kami bahas dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka
rumusan masalah yang ada yaitu :
1.
Bagaimana
Sejarah pada masa orde lama ?
2.
Apa
saja yang menarik pada masa orde lama di berbagai bidang ?
1.3 Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah yang ada maka
tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1.
Untuk
mengetahui sejarah pada masa orde lama
2.
Untuk
mengetahui hal – hal menarik pada masa orde lama di berbagai bidang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah
Pada Masa Orde Lama
Orde
Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia.
Ir. Soekarno adalah presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945
– 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari
penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator
Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal
17 Agustus 1945. Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966
Supersemar yang kontroversial, yang isinya – berdasarkan versi yang dikeluarkan
Markas Besar Angkatan darat – menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk
mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar
menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis
Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen.
Setelah pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
(MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan
dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama
dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.
Orde
Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut,
Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi
komando.Di saat menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan
sistem pemerintahan parlementer. Presiden Soekarno di gulingkan waktu Indonesia
menggunakan sistem ekonomi komando.
Pemerintahan
Soekarno pada era 1960-an, masa ekonomi surut di Indonesia. Saat itu
harga-harga melambung tinggi, sehingga pada tahun 1966 mahasiswa turun ke jalan
untuk mencegah rakyat yang turun. Mereka menuntut Tritura. Jika saat itu rakyat
yang turun, mungkin akan terjadi people power seperti yang terjadi di
Philipina.Pemerintahanj Rezim Militer (Orba) cukup baik pada era 1970-an dan
1980-an, namun akhirnya kandas di penghujung 1990-an karena ketimpangan dari
pemerintah itu sendiri. Di pemerintahan Soekarno malah terjadi pergantian
sistem pemerintahan berkali-kali. Liberal, terpimpin, dan sebagainya mewarnai
politik Orde Lama. Rakyat muak akan keadaan tersebut. Pemberontakan PKI pun
sebagian dikarenakan oleh kebijakan Orde Lama. PKI berhaluan sosialisme/komunisme
(Bisa disebut Marxisme atau Leninisme) yang berdasarkan asas sama rata, jadi
faktor pemberontakan tersebut adalah ketidakadilan dari pemerintah Orde Lama.
Masa
orde lama yaitu masa pemerintahan yg dimulai dari proklamasi kemerdekaan
17 agustus 1945 sampai masa terjadinya G30 S PKI. Dizaman orde lama partai yang
ikut pemilu sebanyak lebih dari 25 partai peserta pemilu. Masa orde lama
ideologi partai berbeda antara yang satu dengan lainnya, ada Nasionalis
PNI-PARTINDO-IPKI-dll, Komunis PKI; Islam NU-MASYUMI- PSII-PI PERI, Sosialis
PSI-MURBA, Kristen PARKINDO dll. Pelaksanaan Pemilu pada Orde Lama hampir sama
seperti sekarang.
2.2
Orde Lama Di Berbagai Bidang
2.2.1
Bidang Ekonomi
a.
Sistem Perekonomian
Setahun setelah pemerintahan Belanda mengakui
kedaulatan RI, tepatnya pada tahun 1950, obligasi Republik Indonesia
dikeluarkan oleh pemerintah. Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali
pasar modal Indonesia.
Didahului dengan diterbitkannya Undang-undang
Darurat No. 13 tanggal 1 September 1951, yang kelak ditetapkankan sebagai
Undang-undang No. 15 tahun 1952 tentang Bursa, pemerintah RI membuka kembali
Bursa Efek di Jakarta pada tanggal 31 Juni 1952, setelah terhenti selama 12
tahun. Adapun penyelenggaraannya diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan
Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri dari 3 bank negara dan beberapa makelar
Efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat.
Sejak itu Bursa Efek berkembang dengan pesat,
meskipun Efek yang diperdagangkan adalah Efek yang dikeluarkan sebelum Perang
Dunia II. Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara
mengeluarkan pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955, dan 1956.
Para pembeli obligasi banyak warga negara Belanda, baik perorangan maupun badan
hukum. Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi abitrase dengan luar
negeri terutama dengan Amsterdam.
Namun keadaan ini hanya berlangsung sampai
pada tahun 1958, karena mulai saat itu terlihat kelesuan dan kemunduran
perdagangan di Bursa. Hal ini diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan
pemerintah RI terhadap Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua
negara dan mengakibatkan banyak warga negara Belanda meninggalkan Indonesia.
Perkembangan tersebut makin parah sejalan
dengan memburuknya hubungan Republik Indonesia dengan Belanda mengenai sengketa
Irian Jaya dan memuncaknya aksi pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di
Indonesia, sesuai dengan Undang-undang Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958.
Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan
Nasionalisasi Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan bagi
Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangkan semua Efek dari perusahaan Belanda
yang beroperasi di Indonesia, termasuk semua Efek yang bernominasi mata uang
Belanda, makin memperparah perdagangan Efek di Indonesia.
Tingkat inflasi pada
waktu itu yang cukup tinggi ketika itu, yakni mencapai lebih dari 300%, makin
menggoncang dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pasar uang dan pasar
modal, juga terhadap mata uang rupiah yang mencapai puncaknya pada tahun 1996.
Penurunan ini mengakibatkan nilai nominal
saham dan obligasi menjadi rendah, sehingga tidak menarik lagi bagi investor.
Hal ini merupakan pasang surut Pasar Modal Indonesia pada zaman Orde Lama.
Selama masa
orde lama, berbagai sistem ekonomi telah mewarnai perekonomian Indonesia,
antara lain :
1. Sistem ekonomi Pancasila &
Ekonomi Demokrasi Awal
Berdirinya RI
2. Liberal : Awal 1950an – 1957an
3. Sistem Etatisme : Awal 1958an – ordebaru
Selama masa tersebut, telah dibentuk beberapa
program dan rencana perekonomian guna meningkatkan kualitas perekonomian di
Indonesia. Diantara program – program tersebut adalah :
a.
Program Banteng tahun 1950, yang bertujuan
membantu pengusaha pribumi
- Program / Sumitro Plan tahun 1951
- Rencana Lima Tahun Pertama, tahun 1955 -1960
- Rencana Delapan Tahun
Namun demikian kesemua program dan rencana
tersebut tidak memberikan hasil yang berarti bagi perekonomian Indonesia.
Beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan adalah :
a. Program-program tersebut disusun
oleh tokoh-tokoh yang relatif bukan bidangnya, namun oleh tokoh politik, dengan
demikian keputusan-keputusan yang dibuat cenderung menitik beratkan pada
masalah politik, dan bukannya masalah ekonomi. Hal ini dapat dimengerti
mengingat pada masa-masa ini kepentingan politik tampak lebih dominan, seperti
mengembalikan negara Indonesia ke negara kesatuan, usaha mengembalikan Irian
Barat, menumpas pemberontakan di daerah-daerah, dan masalah politik sejenisnya.
Akibat lanjut dari keadaan di atas, dana negara yang seharusnya dialokasikan
untuk kepentingan kegiatan ekonomi, justru dialokasikan untuk kepentingan
politik dan perang.
- Faktor berikutnya adalah, terlalu pendeknya masa kerja setiap kabinet yang dibentuk ( sistem parlementer saat itu ). Tercatat tidak kurang dari 13 kali kabinet berganti saat itu. Akibatnya program-program dan rencana ekonomi yang telah disusun masing-masing kabinet tidak dapat dijalankan dengan tuntas, kalau tidak ingin disebut tidak sempat berjalan.
- Disamping itu program dan rencana yang disusun kurang memperhatikan potensi dan aspirasi dari berbagai pihak. Disamping kutusan individu/ pribadi, dan partai lebih dominan dari pada kepentingan pemerintah dan negara.
- Adanya kecenderungan terpengaruh untuk menggunakan sistem perekonomian yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indoneisa ( liberalis, 1950 -1957 ) dan etatisme ( 1958 -1965 ). Akibat yang ditimbulkan dari sitem etatisme yang pernah ‘terjadi’ di Indonesia pada periode tersebut dapat dilihat pada bukti-bukti berikut :
- Semakin rusaknya sarana-sarana produksi dan komunikasi, yang membawa dampak menurunnya nilai eksport kita.
- Hutang luar negeri yang justru dipergunakan untuk proyek ‘Mercu Suar’.
- Defisit anggaran negara yang makin besar, dan justru ditutup dengan mencetak uang baru, sehingga inflasi yang tinggi tidak dapat dicegah kembali.
- Keadaan tersebut masih diperparanh dengan laju pertumbuhan penduduk ( 2,8 % ) yang lebih besar dari laju pertumbuhan ekonomi saat itu, yakni sebesar 2,2 %.
b. Tokoh – Tokoh
Berikut ini adalah tokoh – tokoh Negara yang
berperan dalam perekonomian di Indonesia selama masa orde lama, antara lain :
1. Kabinet Hatta : reformasi moneter
melalui devaluasi mata uang nasional yang pada saat itu masih gulden dan
pemotongan uang sebesar 50% atas semua uang kertas yang beredar pada bulan
Maret 1950 yang dikeluarkan oleh De Javasche Bank yang bernilai nominal lebih
dari 2,50 gulden Indonesia
- Kabinet Natsir : untuk pertama kalinya dirumuskan suatu perencanaan pembangunan ekonomi, yang disebut Rencana Urgensi Perekonomian (RUP)
- Kabinet Sukiman : Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia (BI) dan penghapusan system kurs berganda
- Kabinet Wilopo : Untuk pertama kalinya memperkenalkan konsep anggaran berimbang dalam APBN, memperketat impor, malakukan “rasionalisasi” angkatan bersenjata melalui medernisasi dan pengurang jumlah personil, dan pengiritan pengeluaran pemerintah
- Pada masa Kabinet Ami I, hanya dua langkah konkret yang dilakukan dalam bidang ekonomi, yakni pembatasan impor dan kebijakan uang ketat
- Kabinet Burhanuddin, tindakan-tindakan ekonomi penting yang dilakukan termasuk diantaranya adalah liberalisasi impor, kebijkan uang ketat untuk menekan laju uang beredar, dan penyempurnaan Program Benteng, mengeluarkan kebijakan yang memperbolehkan modal (investasi) asing masuk ke Indonesia, pemberian bantuan khusus kepada pengusaha-pengusaha pribumi, dan pembatalan (secara sepihak) persetujuan Konferensi Meja Bundar sebagai usaha untuk menghilangkan system ekonomi kolonial atau menghapuskan dominasi perusahaan-perusahaan Belanda dalam perekonomian Indonesia
- Kabinet Ali I, praktis tidak ada langkah-langkah yang berarti, selain mencanangkan sebuah rencana pembangunan baru dengan nama Rencana Lima Tahun 1956-1960
- Pada masa Kabinet Djuanda : dilakukan pengambilan (nasionalisasi) perusahaan-perusahaan Belanda
c. Usaha - Usaha Yang Dilakukan Untuk
Mengatasi Kesulitan Ekonomi
1. Bangsa kita melakukan
Program Pinjaman oleh menteri keuangan IR.
2. Upaya melakukan blokade
dengan menawarkan bantuan padi sebanyak
500.000 ton ke india
(karena india merupakan Negara yang
mempunyai nasib sama seperti Indonesia yang pernah di jajah) dan
india menyerahkan obat-obatan ke
Indonesia.
3. Konferensi Ekonomi pada bulan
februari 1946, yang tujuannya untuk memperoleh kesepakatan yang bulat ketika
menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesar, seperti : masalah produksi, makanan,
sandang.
4. Pembentukan Planning Board (Badan
Perancang Ekonomi ) pada tanggal 19 januari 1947.
Upaya- upaya
tersebut tahun ke tahun terus dilakukan untuk merubah perekonomian Indonesia
sedikit demi sedikit . Dan Pada saat Demokrasi Terpimpin sekitar tahun
1959-1967 . Sebagai akibat dari dekrit Presiden 5 Juli 1959 Indonesia
menjalankan sistem demokrasi terpimpin yang isinya segala sesuatu baik stuktur
ekonomi indonesia diatur sepenuhnya oleh pemerintah. Hal ini di lakukan agar
dapat membawa kemakmuran masyarakat indonesia . akan tetapi, kebijakan ini
blum dapat memperbaiki keadaan kondisi di negara ini. hal ini di lihat
ketika pemerintah menjadikan uang Rp 1.000 menjadi Rp. 1 Sehingga uang
rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama, tapi di
masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih tinggi. Maka
tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah meningkatkan angka
inflasi.
2.2.2
Bidang Sosial dan Budaya
Pasca
proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan
di proklamirkan, didalam kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi
diskriminasi rasial dengan membagi kelas-kelas masyarakat. Yang mana masyarakat
di Indonesia sebelum kemerdekaan di dominasi oleh warga eropa dan jepang,
sehingga warga pribumi hanyalah masyarakat rendahan yang kebanyakan hanya
menjadi budak dari bangsawan atau penguasa.
Tetapi setelah
17 agustus 1945 segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari bumi bangsa
Indonesia dan semua warga negara Indonesia dinyatakan memiliki hak dan kewajiban
yang sama dalam segala bidang.Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang telah
dicanangkan sejak awal adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan adanya
landasan itulah yang menjadikan misi utama yaitu menitik beratkan pembangunan
awal dibidang pendidikan yang mana telah di pelopori oleh Ki Hajar
Dewantara yang mana di cetuskan menjadi Bapak pendidikan yang
juga menjabat sebagai menteri pendidikan pada masa pasca kemerdekaan 1945.
2.2.3
Bidang Politik
Kondisi dunia
politik bangsa Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan, banyak sekali mengalami
perubahan dan pembaharuan di segala aspek. Sebagian besar melakukan pembenahan
di dalam tubuh pemerintahan yang mana sebelumnya dipimpin oleh bangsa jepang
yang menduduki bangsa Indonesia setelah Belanda. Pertama-tama melakukan rapat
PPKI yang dilaksanakan pada tanggal 18 agustus 1945. Agenda pertama adalah
menunjuk presiden dan wakil presiden serta mengesahkan dasar negara yaitu UUD
Negara. Kemudian rapat terus berlanjut dengan agenda –agenda yang lebih luas
yaitu pembentukan alat-alat perlengkapan negara seperti Komite Nasional,
Kabinet Pertama RI, pembagian wilayah RI atas 8 Propinsi beserta pada
gubernurnya, penetapan PNI sebagai satu-satunya partai politik di Indonesia,
pembentukan BKR/TKR, dan lain-lain. Tetapi banyaknya hambatan dan kurangnya
pengalaman dalam perjalanan pembangunan yang akan dihadapi, maka jalannya
pemerintahan menjadi tersendat dan tidak seluruhnya sesuai rencana dan
cita-cita yang telah di rencanangkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://urfidiaz.blogspot.com/2013/01/sejarah-orde-lama.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar