BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah
satu keputusan yang penting dalam bauran pemasaran adalah ‘Price’ yaitu
Penetapan Harga, karena dalam penetapan harga ini perusahaan harus menetapkan
tujuan, kalkulasi biaya, tingkat permintaan, harga pasar serta
pencapaian-pencapaian lainnya yang ingin diperoleh perusahaan atas produk atau
jasa yang dimilikinya.
Meskipun cara penetapan harga yang dipakai sama bagi setiap perusahaan yaitu didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, dan laba. Tetapi kombinasi optimal dari faktor -faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produk, pasarnya, dan tujuan perusahaan.
Meskipun cara penetapan harga yang dipakai sama bagi setiap perusahaan yaitu didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, dan laba. Tetapi kombinasi optimal dari faktor -faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produk, pasarnya, dan tujuan perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang yang telah diuraikan, maka kami merumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana
konsep dan peranan harga?
2. Bagaimana
Metode penetapan harga?
3. Bagaimana
strategi penetapan harga?
1.3 Tujuan Makalah
Dari
latar belakang dan rumusan masalah yang timbul, maka tujuan penulisan makalah
ini yaitu :
1. Untuk
mengetahui konsep dan peranan harga
2. Untuk
mengetahui metode penetapan harga
3. Untuk
mengeahui strategi penetapan harga
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep dan Peranan Harga
2.1.1
Definisi Harga dan Penetapan Harga
Menurut
Stanton, (1984) Harga adalah Price is valueexpressed in terms
of dollars and cens, or any other monetary medium of exchange. yang
kurang lebih memiliki arti harga adalah nilai yang dinyatakan dalam
dolar dan sen atau medium moneter lainnya sebagai alat tukar.
Menurut
Basu Swastha (1986: 147) Harga diartikan sebagai Jumlah uang (kemungkinan
ditambah barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
barang beserta pelayanannya.
Menurut
menurut Alex S Nitisemito (1991:55) Harga diartikan sebagai nilai
suatu barang atau jasa yang
diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau
perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak
lain.
Harga
merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan
agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa,
Tjiptono (2001 : 151). Dan harga merupakan unsur
satu–satunya dari unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan
atau pendapatan bagi perusahaan di banding unsur bauran pemasaran yang lainnya
(produk, promosi dan distribusi).
Berdasarkan definisi harga diatas maka dapat
disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen
untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan
maupun keinginannya dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (Rupiah,
Dollar, Yen dll).
Sedangkan penetapan harga adalah suatu proses untuk
menentukan seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh atau diterima oleh
perusahan dari produk atau jasa yang di hasilkan.
Penetapan harga telah memiliki fungsi yang sangat
luas di dalam program pemasaran. Menetapkan harga berarti bagaimana
mempertautkan produk kita dengan aspirasi sasaran pasar, yang berarti harus
mempelajari kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen.
Dalam penetapan harga, produsen harus memahami
secara mendalam besaran sensitifitas konsumen terhadap harga. Menurut Roberto
pada buku Applied Marketing Research, bahwa dari hasil penelitian
menyebutkan isu utama yang berkaitan dengan sensitifitas harga yaitu; elasitas
harga dan ekspektasi harga.
“Pada
tingkat harga, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya
akan meningkat pula, Demikian pula pada tingkat harga tertentu, nilai suatu
barang atau jasa akan meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang
dirasakan” Asumsi :
a. Harga bisa diungkapkan dengan
berbagai istilah : misalnya Iuran, tarif, Sewa, Bunga, Komisi,
Upah, Gaji, Honorarium dsb.
b. Harga merupakan komponen yang
berpengaruh langsung pada laba perusahaan :
Laba = Pendapatan Total – Biaya Total ( Harga per unit x
Kuantitas yg terjual) – (Biaya Tetap)
Disudut pandang konsumen harga seringkali
digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang
dirasakan atas suatu barang atau jasa.
2.1.2
Tujuan Penetapan Harga
Dalam teori
ekonomi klasik, setiap perusahaan selalu berorientasi pada seberapa besar
keuntungan yang akan diperoleh dari suatu produk atau jasa yang dimilikinya,
sehingga tujuan penetapan harganya hanya berdasarkan pada tingkat keuntungan
dan perolehan yang akan diterimanya. Namun di dalam perkembangannya, tujuan
penetapan harga bukan hanya berdasarkan tingkat keuntungan dan perolehannya
saja melainkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan non ekonomis lainnya.
Berikut adalah tujuan penetapan harga yang bersifat ekonomis
dan non ekonomis:
1. Memaksimalkan Laba
Penetapan
harga ini biasanya memperhitungkan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh.
Semakin besar marjin keuntungan yang ingin didapat, maka menjadi tinggi pula
harga yang ditetapkan untuk konsumen. Dalam menetapkan harga sebaiknya turut
memperhitungkan daya beli dan variabel lain yang dipengaruhi harga agar
keuntungan yang diraih dapat maksimum.
2. Meraih Pangsa Pasar
Untuk
dapat menarik perhatian para konsumen yang menjadi target market atau target
pasar maka suatu perusahaan sebaiknya menetapkan harga yang serendah mungkin.
Dengan harga turun, maka akan memicu peningkatan permintaan yang juga datang
dari market share pesaing atau kompetitor, sehingga ketika pangsa pasar
tersebut diperoleh maka harga akan disesuaikan dengan tingkat laba yang
diinginkan
3. Return On Investment (ROI) / Pengembalian Modal Usaha
Setiap
usaha menginginkan tingkat pengembalian modal yang tinggi. ROI yang tinggi
dapat dicapai dengan jalan menaikkan profit margin serta meningkatkan angka
penjualan.
4. Mempertahankan Pangsa Pasar
Ketika
perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya penetapan harga yang
tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada
5. Tujuan Stabilisasi Harga
Dalam
pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan
menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka.
6. Menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan
Perusahaan
yang baik menetapkan harga dengan memperhitungkan segala kemungkinan agar tetap
memiliki dana yang cukup untuk tetap menjalankan aktifitas usaha bisnis yang
dijalani.
Tujuan-tujuan
dalam penetapan harga ini mengindikasikan bahwa pentingnya perusahaan untuk
memilih, menetapkan dan membuat perencanaan mengenai nilai produk atau jasa dan
tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan atas produk atau jasa tersebut.
2.1.3 Peranan Harga
Ada dua peranan utama dalam proses
pengambilan keputusan para pembeli
1.
Peranan
alokasi dari harga :
a. Fungsi harga dalam membatu para
pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yg
diharapkan berdasarkan daya beli.
b. Dapat membantu pembeli untuk
memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan
jasa.
c. Dapat membandingkan harga dari
berbagai alternatif yang tersedia.
d. Memutuskan alokasi dana yang
dikehendaki
2.
Peranan
Informasi dari Harga :
a.
Fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai
faktor-faktor produk, seperti kualitas.
b.
Membantu
pembeli dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor
Produk/ manfaat secara abjektif
2.1.4
Faktor
yang Mempengaruhi Penetapan Harga
1.
Faktor
Internal
a. Tujuan
Pemasaran Perusahaan
(makimalisasi
laba; mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan; meraih pangsa
pasar yang besar; menciptakan kepeminpinan dlm hal kualitas; mengatasi
persaingan; melaksanakan tanggung jawab sosial ; dll.)
b. Strategi Bauran Pemasaran
(harga perlu
dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainya
yaitu produk, distribusi dan
promosi )
c. Biaya
(merupakan
faktor yang paling
menetukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian, dalam hal ini biaya tetap dan variabel)
d. Organisasi
1) Manajemen perlu
memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus menetapkan harga.
2) Setiap
perusahaan menangani masalah penetapan harga menurut caranya masing-masing.
3) Pada perusahaan
kecil, umumnya harga ditetapkan oleh manajemen puncak.
4) Pada perusahaan
besar, seringkali masalah penetapan harga ditangani oleh devisi atau manajer
suatu lini produk.
5) Dalam pasar
Industri, para wiraniaga diperkenankan untuk bernegoisasi dengan
pelanggannya guna menetapkan rentang (range) harga tertentu.
6) Dalam
indutri penetapan harga merupakan faktor kunci (misalnya perusahaan
minyak, penerbangan luar angkasa) biasanya setiap perusahaan memiliki
departemen penetapan harga tersendiri yang bertanggung jawab kepada departement. Pemasaran
atau manajemen puncak.
7) Pihak-pihak
lain yang mempunyai pengaruh terhadap penetapan harga adalah
manajer penjualan, manajer produksi, manajer keuangan dan akuntan
2.
Faktor Ekternal
a. Sifat Pasar dan
Permintaan, setiap perusahaan
perlu memahami sifat dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar
persaingan sempurna,
persaingan monopolistik, oligopoli, atau monopoli. Faktor lain yang tidak kalah
pentingnya adalah elastisitas permintaan
b. Persaingan ( Porter )
Ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan
suatu industri :
1) Persaingan
dalam industri yang bersangkutan
2) Produk Substitusi
3) Pemasok
4) Pelanggan dan
5) Ancaman-ancaman
baru
Informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis karakteritik persaingan
yg dihadapi :
1) Jumlah
Perusahaan dalam Industri
2) Ukuran relatif
setiap anggota dalam Industri
3) Deferensiasi
Produk
4) Kemudahan untuk memasuki
industri yang bersangkutan
c. Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam penentuan harga. Pengawasan
pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk : penentuan harga maksimum
dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau
mencegah usaha-usaha ke arah monopoli.
2.2 Metode
Penetapan Harga
Setelah
perusahaan menentukan dan menetapkan tujuan yang akan dicapai, maka langkah
atau tahapan selanjutnya adalah menentukan metode penetapan harga. Secara umum
metode penetapan harga terdiri dari 3 macam pendekatan, yakni ;
1.
Penetapan harga
berdasarkan biaya
a.
Penetapan Harga
Biaya Plus
Didalam metode ini,
harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit
ditambah jumlah tertentu untuk menutupi laba yang dikehendaki pada unit
tersebut ( margin )
Rumus : Biaya
Total + Margin = Harga Jual
Contohnya : Perusahaan jus dengan biaya total Rp 250.000 dan ingin
mendapatkan laba 20% (margin) maka : Rp 250.000 + (20% x Rp 250.000) = Rp 300.000 . Maka harga setiap jus dijual
dengan harga Rp 3000.
b.
Penetapan Harga Mark-Up
Untuk metode Mark-up
ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung harga pokok pembelian per
unit ditambah ( mark-up ) jumlah tertentu
Rumus : Harga
Beli + Mark-Up = Harga Jual
Contohnya : Jika anda membeli sebuah baju dengan harga Rp 150.000
kemudian anda menginginkan laba Rp 50.000 , maka harga jualnya Rp 200.000.
c.
Penetapan Harga
BEP ( Break Even Point )
Metode pentapan
harga berdasarkan keseimbangan antara jumlah total biaya keseluruhan dengan jumlah total penerimaan
keseluruhan.
Rumus : BEP
=> Total Biaya = Total Penerimaan
BEP secara matematis dapat dibagi dua yaitu ;
1. BEP atau titik impas dalam unit
Rumusnya
:
BEP
= biaya tetap : (harga jual per unit - biaya variable rata-rata)
2.
BEP atau
titik impas dalam satuan rupiah
Rumusnya :
Biaya tetap total : 1- (biaya variable rata-rata : harga jual per unit )
Contohnya : Misalkan anda menjual
berbagai macam buah . biaya tetap yang dikeluarkan senilai Rp 200.000. dan
biaya variablenya Rp 1000. Kemudian anda berencana menjual macam-macam buah
tersebut dengan harga Rp 2000 per buah. Maka BEP nya sebagai berikut :
a. BEP
(dalam unit ) = 200.000 : (2000 -1000) = 200
b. BEP (dalam satuan rupiah ) = 200.000 : 1-
(1000 : 2000) = 400.000
Jadi, anda harus menjual 200 macam buah atau senilai Rp 400.000 agar anda
mencapai BEP. Maksudnya anda harus menjual 200 buah atau senilai Rp 400.000
untuk kembali modal. Jika anda menjual 210 buah maka 10 buah tersebut adalah
keuntungan anda.
2.
Penetapan Harga
berdasarkan Harga Pesaing/Kompetitor
Penetapan
harga dilakukan dengan menggunakan harga kompetitor sebagai referensi, dimana
dalam pelaksanaannya lebih cocok untuk produk yang standar dengan kondisi pasar
oligopoli. Untuk menarik dan meraih para konsumen dan para pelanggan,
perusahaan biasanya menggunakan strategi harga. Penerapan strategi harga jual
juga bisa digunakan untuk mensiasati para pesaingnya, misalkan dengan cara
menetapkan harga di bawah harga pasar dengan maksud untuk meraih pangsa pasar.
3.
Penetapan Harga
Berdasarkan Permintaan
Proses penetapan
harga yang didasari persepsi konsumen terhadap value/nilai yang diterima (price
value), sensitivitas harga dan perceived quality. Untuk mengetahui value
dari harga terhadap kualitas, maka analisa Price Sensitivity Meter (PSM)
merupakan salah satu bentuk yang dapat digunakan. Pada analisa ini konsumen
diminta untuk memberikan pernyataan dimana konsumen merasa harga murah, terlalu
murah, terasa mahal dan terlalu mahal dan dikaitkan dengan kualitas yang
diterima.
2.3
Strategi
Dalam Penetapan Harga
Strategi
penetapan harga adalah tahapan dimana perusahaan mengklasifikasikan dan
menggolongkan produk atau jasa yang dihasilkannya merupakan ‘produk baru’ yang
belum memiliki konsumen loyal/tetap atau ‘produk yang telah beredar’ yang telah
memiliki pangsa pasar tersendiri.
Strategi
penetapan harga ini juga berhubungan dengan siklus kehidupan produk (Product Life Cycle) dimana
suatu produk memiliki empat tahapan utama yakni, Perkenalan, Pertumbuhan,
Kematangan dan Penurunan.
Secara khusus
strategi penetapan harga ini terdiri dari ;
1. Produk Baru
Dalam
menetapkan strategi penetapan harga yang efektif untuk produk baru atau tahap
perkenalan ini terdapat 2 (dua) alternatif strategi penetapan harga, yaitu
a. Harga Mengapung (Skimming Price)
Memberikan
harga tinggi untuk menutup biaya dan menghasilkan labamaksimum (perusahaan
dapat meyakinkan konsumen bahwa produknya berbeda dengan produk sejenis yang
lain.)
Pendekatan
skimming sangat efektif jika terdapat diferensiasi harga pada segmen tertentu
dan pesaing relatif sedikit. Skimming juga dapat dimanfaatkan untuk
membatasi permintaan sampai perusahaan merasa siap untuk melakukan produksi
masal. Apalagi skimming dapat meningkatkan nilai produk menjadi sangat
prestisius.
b. Harga
Penetrasi
Memberikan
harga rendah untuk menciptakan pangsa pasar dan permintaan, strategi ini dapat
diterapankan pada situasi pasar tidak terfragmentasi ke dalam segmen yang
berbeda, serta produk tersebut tidak mempunyai nilai simbolis yang tinggi.
Pendekatan ini juga efektif terhadap sasaran pasar yang sensitif harga.
2. Produk Yang Telah Beredar
Strategi
penetapan harga untuk produk yang telah beredar ini tentunya tidak terlepas
dari posisi produk atau jasa tersebut dari siklus kehidupan produk,
dalam hal ini
tahapan siklusnya berada pada 3 (tiga) tingkatan berikutnya setelah perkenalan
yakni;
a. Tahap Pertumbuhan
Pada
tahap pertumbuhan ini ditandai dengan penjualan meningkat disertai munculnya
pesaing. Pada awalnya terjadi pertumbuhan yang cepat, strategi yang diterapkan
adalah tetap
mempertahankan harga produk/pasar. Ketika pertumbuhan melambat, terapkan
strategi harga agresif atau menurunkan harga untuk mendorong penjualan sekaligus menghadapi
persaingan yang semakin ketat.
b. Tahap Kematangan
Pada
tahap kematangan, fleksibilitas harga merupakan kunci efektivitas strategi
penetapan harga. Pada tahapan ini perusahaan harus benar-benar responsif
terhadap situasi pasar, konsumen maupun pesaing. Strategi penetapan harga dapat menggunakan
‘psikologis konsumen’ maupun ‘pemotongan harga’ (diskon), sehingga
perusahaan dapat menjaga loyalitas konsumen (pangsa pasar) dan meningkatkan
jumlah permintaan dan keuntungan yang diperoleh.
c. Tahap Penurunan
Tahap
penurunan produk atau jasa ditandai dengan menurunnya jumlah permintaan secara
terus-menerus, sebagai tahap terakhir daur hidup produk terdapat dua alternatif
langkah utama yang dapat dipilih. Pertama, strategi diskonting (pemotongan harga)
Kedua, mempertahankan harga tetapi memotong biaya-biaya yang berhubungan dengan
produk, terutama pengeluaran untuk promosi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Produk merupakan
segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta,
dicari dan dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan
atau keinginan pasar yang bersangkutan.
Didalam perkembangannya, tujuan penetapan harga bukan
hanya berdasarkan tingkat keuntungan dan perolehannya saja melainkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan non ekonomis lainnya. Tujuan-tujuan dalam
penetapan harga mengindikasikan bahwa pentingnya perusahaan untuk memilih,
menetapkan dan membuat perencanaan mengenai nilai produk atau jasa dan tujuan
yang ingin dicapai oleh perusahaan atas produk atau jasa tersebut.
Produk
tidak terlepas dari masalah harga, agar dapat sukses dalam memasarkan suatu
barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harga secara tepat, ada
beberapa metode penetapan harga yaitu : pendekatan permintaan untuk
menetapkan harga, pendekatan biaya untuk menetapkan harga dan diskon selain itu
pula terdapat beberapa metode penetapan harga khusus untuk produk baru yaitu :
Penetracing Pricing dan Skimming Pricing
DAFTAR
PUSTAKA
Pappas James, Mark
Hirsehey.1995. Managerial Economics(Edisi
Indnesia).Jakarta :
Binarupa
Aksara.
Sukirno, Sadono.2012. Mikroekonomi Teori Pengantar. Cetakan
ke-19 dan ke-27.
Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
anda-aman/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar